Analisis perbandingan pendapatan usaha tebu (Saccharum officinarum L.) menjadi gula pasir dan gula semut: Studi kasus petani mitra PG di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Malang

Authors

  • Galuh Banowati Politeknik LPP, Indonesia
  • Vina Angelina Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54387/jpp.v5i2.51

Abstract

Secara umum gula semut (brown sugar) adalah gula merah palma (palm sugar) yang dikristalkan. Selama ini, yang disebut gula semut terbuat dari bahan nira palma, namun gula semut juga bisa dibuat dari tebu. Selama ini bahan baku gula merah juga banyak yang berasal dari tebu. Gula merah tebu sebagian besar diserap oleh industri kecap. Gula putih yang diproduksi dari tebu dan bit, sekarang mulai tidak disukai oleh masyarakat menengah ke atas, karena alasan kesehatan. Gula putih dianggap mengandung banyak bahan kimia, yang terikut pada waktu proses pembuatannya. Gula semut kurang dikenal luas oleh masyarakat, karena harganya relatif mahal dan ketersediaannya di pasar tidak selalu ada. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pendapatan petani tebu yang lebih menguntungkan antara diolah menjadi gula pasir oleh PG, dan diolah menjadi gula semut oleh perusahaan gula semut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi komparatif. yaitu membandingkan variabel R/C dan B/C. Data yang dikumpulkan yaitu data pembiayaan produksi dan penerimaan usaha tani tebu di Berbah, Sleman, Yogyakarta dan Bantur, Malang, Jawa Timur. Hasil penelitian yang didapat yaitu: pendapatan apabila tebu diolah menjadi gula putih di PG. Madukismo memiliki nilai R/C 1,56 dan B/C 0,57, diolah di PG. Krebet Baru memiliki nilai R/C 1,98 dan B/C 0,99, diolah menjadi gula semut di PT. Tlogo Kelang memiliki nilai R/C 2,12 dan B/C 1,12. Namun perbedaan nilai R/C dan B/C untuk PG juga dipengaruhi oleh pola bagi hasilnya, rendemen, dan juga disebabkan oleh perbedaan produktivitas tiap daerah

Downloads

Published

2024-09-29

Issue

Section

Articles

Citation Check